Teknologi jurang pemisah antara Si Kaya dan Si Miskin
Oleh : Rahayu Setioningsih
Pada awal kemunculannya, Personal Computer (PC) memiliki harga jual yang sangat mahal maka hanya segolongan orang saja yang dapat memilikinya yaitu golongan orang-orang kaya. Namun teknologi semakin lama semakin berkembang sampai diciptakan Laptop dan Note book, hal ini disambut hangat oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang lebih memilih membeli Note book daripada membeli PC. Akibatnya harga PC menurun. Hal ini memang ada baiknya karena dengan harga yang lebih murah maka akan ada banyak lapisan masytarakat yang dapat menjangkaunya. Teknologi kembali merubah imajinasi menjadi kenyataan dengan diciptakannya teknologi smart phone dan computer tablet. Teknologi dengan screen touch (layar sentuh) serta fitur-fitur canggih lainnya. Hal ini menjatuhkan harga produk sebelumnya, seperti laptop dan note book harganya menjadi meski harganya tidak terlalu jatuh. Namun bagi PC, computer tablet membuat PC benar-benar dilupakan.
Saat PC mulai dapat dinikmati oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah, teknologi inipun sudah kuno dan ketinggalan zaman kalau kata anak gaul “jadoel”. Ini berarti bahwa tenologi tetaplah menjadi milik orang-orang kaya yang mampu membelinya dengan uang yang mereka miliki. Saat orang-orang kaya sibuk dengan berbagai gadget yang mereka miliki, orang-orang yang tidak kaya alias miskin mungkin hanya sibuk untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka sambil berpikir akankah mereka makan hari ini. Bagi mereka pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan jauh lebih penting daripada membeli barang-barang berteknologi tinggi.
Mungkin anak-anak Sekolah Dasar (SD) di kota-kota besar sudah terbiasa untuk bermain dengan computer tablet, note book atau membawa smart phone ke sekolah mereka, namun keadaan jauh berbeda dirasakan oleh anak-anak yang tidak seberuntung mereka, mereka harus belajar di ruang sekolah yang hampir roboh dengan atap bocor dan dinding yang retak. seperti yang terjadi di Indramayu, bangunan kelas SDN Larangan 2 di Jln. Raya By Pass Larangan, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu berada dalam kondisi rusak parah dan tidak layak huni. Itulah realita yang memang terjadi di masyarakat kita. Jika disini kita sering mendengar kompetisi-kompetisi tentang teknologi yang digelar seperti kompetisi merakit robot ataupun kompetisi komputer seperti Computing Cup 2011 serta kompetisi-kompetisi lainnya, maka lain halnya dengan sausara-saudara kita yang hidupnya masih jauh dari kata sejahtera, mungkin satu-satunya kompetisi bagi mereka adalah kompetisi untuk bertahan hidup.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum pernah sama sekali mereka rasakan. Teknologi hanyalah menjadi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
12 komentar:
emang tuh,,,,
yang kaya tambah kaya
yang miskin makin miskin....
kesenjangan sosial memang terlihat jelas dimasyarakat kita...
kesenjangan sosial memang sangat jelas di depan mata, tapi banyak orang yg sengaja menutup matanya... dan pura-pura tdk tahu
kesenjangan sosial memang terlihat jelas di depan mata, tp mengapa bnyak org yg sengaja menutup mata mereka berpura-pura tdk tahu
negara orang dah bisa perang teknologi... nah kita masih aja ngurusin perang sipil antar sukulah..
padahal baru aja kemaren ngerasain punya pc sendri,eh gak bsa pamer cos tmen2 dah pada punya notebook...haah
turut prihatin atas semua kesenjangan yg trjd di negri ini...
Yap..... bener gan. Gimana negri ni mau maju kalo soal teknologi masih ketinggalan.....
heheh
siap gan...
hidup generasi Indonesia..
generasi melek teknologi....
siap gan...
hidup generasi Indonesia...
generasi melek teknologi....
makanya klo punya uang tuh jangan di pake buat gonta-ganti gadget aja.....
tapi coba lihat disekitar kita,,,
masih banyak orang yang kekurangan...
bagus artikelnya....
cayo.......
Posting Komentar